Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. 2 Korintus 9:6
Kita melanjutkan pembicaraan tentang pengelolaan keuangan dengan hikmat Alkitab. Menurut Alkitab, segala sesuatu di bumi ini adalah milik Allah, termasuk segala harta dan uang yang dalam penguasaan seseorang. Sebenarnya diri kita dan segala sesuatu yang di tangan kita adalah milik-Nya. Oleh karena itu sebagai pengakuan atas kepemilikan Allah atas hidup kita itu, maka dalam merencanakan penggunaan uang kita, kita segera mengalokasikan bagian untuk pemberian kepada Allah. Kita memberi pertama dan yang terbaik kepada Allah Sang Pemilik Bumi itu.
Dalam Perjanjian Lama, yang merupakan tahap orang-orang Israel belajar hidup beriman kepada Allah, mereka diperintahkan untuk menyisihkan ‘perpuluhan’ dari segala sesuatu yang mereka terima (Ulangan 14:23, dll). Dalam Perjanjian Lama (juga Perjanjian Baru) dikenal jenis-jenis pemberian yang lain, seperti ‘persembahan’ (Keluaran 35:5, 29; Ulangan 16:10), ‘buah sulung’ (Amsal 3:9-10) dan sedekah (Amsal 19:17). Kebiasaan-kebiasaan memberi ini terus dipraktekkan oleh orang- orang Israel dalam Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Baru jumlah pemberian itu tidak mendapatkan penekanan lagi namun kita didorong untuk memberi dengan murah hati (2 Korintus 9:6-8).
Memberi sebagai prioritas pertama penggunaan uang adalah inti dari penatalayanan dan hubungan kita dengan Allah. Memberi adalah pengakuan syukur atas apa yang telah Allah berikan dan menghidupi kehidupan untuk ambil bagian dalam tujuan-tujuan Allah di bumi ini. Memberi adalah penyembahan dengan rendah hati yang dipimpin oleh Roh Kudus. Sebagai orang beriman, maka segala sesuatu termasuk memberi, kita lakukan dengan iman – iman kepada Allah kita (2 Korintus 9:7) dan dengan taat dengan segala perintah dan ketetapan-ketetapan-Nya.
Memberi diperintahkan Alkitab untuk kebaikan penerima dan pemberi. Pemberian yang terus meningkat harus menjadi bagian kehidupan Kristen yang semakin dewasa. Jumlah yang diberikan tidak berhenti otomatis di tingkat 10% tapi terus dikembangkan dan diberikan melalui doa, mengikuti prinsip-prinsip yang diberikan Alkitab.
Walau Perjanjian Baru tidak menekankan jumlah pemberian, tapi banyak memberikan prinsip-prinsip memberi untuk orang percaya. Jelas Tuhan tahu hati manusia yang mudah tergoda menjadi terikat harta dunia. Ketika uang sudah di tangan, kita akan mengalami kesulitan untuk melepaskan untuk diberikan kepada Allah atau sesame. Tidak heran untuk mendidik manusia tentang harta, maka Alkitab banyak memberikan perintah tentang memberi.
Memberi diperintahkan kepada orang-orang percaya secara langsung maupun tidak langsung – lihat misalnya, Lukas 6:38; Matius 22:21; dsb. Karena memberi adalah perintah maka orang percaya harus taat dan melakukannya. Perintah ini diberikan kepada semua orang, baik yang miskin maupun yang kaya.
Sesungguhnya siapakah kita sehingga kita bisa memberi kepada Allah Sang Pemilik dunia ini. Oleh karena itu kita memandang memberi adalah karena anugerah-Nya (2 Kor 8:1-2). Adalah hak istimewa orang percaya boleh memberi untuk pekerjaan-pekerjaan-Nya.
Kita memberi adalah dengan sengaja (2 Korintus 9:7). Kita memberi secara sistimatis dan teratur (1 Kor 16:2). Dalam jumlah, memberi dikaitkan dengan apa yang kita terima. Dengan kata lain kita memberi secara proporsional dari apa yang kita terima. Namun orang percaya didorong memberi dengan berkorban. Ingat janda miskin yang dipuji Yesus ketika memberi dari segala yang dia miliki (Markus 12:43). Alkitab mengaitkan pemberian kita dengan berkat yang Dia bisa limpahkan kepada kita melalui ‘hukum tabur tuai’ itu (2 Korintus 9:6).
Ingat kita adalah manager apa yang dipercayakan kepada kita, yang bekerja untuk memberikan hasil yang terbaik bagi Sang Pemilik. Karena itu kita harus cerdas dalam mengelola uang yang dipercayakan kepada kita dan menyalurkan pemberian kita itu.
Ketika kita berbicara memberi kepada Tuhan, kepada siapa kita menyalurkan pemberian itu sesungguhnya? Sudah barang tentu gereja lokal adalah utama ketika kita menyalurkan pemberian kita (Gal 6:6). Banyak pemimpin (gereja) yang mengarahkan pemberian perpuluhan disalurkan ke gereja lokal dimana seseorang berjemaat dan mengembangkan pemberian-pemberian lain baik untuk gereja lokal maupun untuk kebutuhan-kebutuhan pelayanan lain.
Alkitab juga menunjukkan penyaluran pemberian orang percaya kepada organisasi dan individu pelayan lain (3 Yoh 5:8). Kita juga didorong memberi untuk sesama orang percaya yang membutuhkan. Bahkan kita juga diminta memberi untuk kebutuhan-kebutuhan orang yang belum percaya (Gal 6:10).
Sebagai penutup, mari dalam merencanakan pengelolaan uang yang dipercayakan kepada kita, kita mulai dengan mengalokasikan kepada Dia sebagai pernyataan iman percaya kita kepada Dia, Tuhan Allah kita. Kita memberi dengan mengikuti prinsip-prinsip yang Dia berikan melalui Firman-Nya. Ingat kita tidak pernah bisa memberi Dia, kita hanya mengembalikan apa yang Dia berikan kepada kita dengan ucapan syukur. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar