Notification

×

Tatkala Kita Lupa, Allah Tidak Pernah Lupa

Selasa, 23 Juni 2020 | 02.15.00 WIB Last Updated 2020-06-23T09:16:20Z

LUPA adalah kata – kata yang sering kita ucapkan ketika kita tidak ingat sesuatu, bahkan seringkali dalam melakukan kewajiban yang mendesak kita pura – pura tidak ingat apa yang harus kita lakukan.  Sering kali kata “LUPA“ menjadi perisai bagi kita untuk  menutupi kesalahan kita yang sebenarnya menjadi kewajiban kita untuk seharusnya dipenuhi.

Kamus umum Bahasa Indonesia menyebut “lupa” sebagai lepas dari ingatan atau tidak dalam ingatan lagi. Apakah ada di antara kita yang tidak pernah lupa akan suatu hal? Atau dapatkah kita menghadapi mereka yang ada dalam situasi  lupa? Atau apakah lupa bisa menjadi siasat? Pengalaman  anak – anak  jika dengan orang tua, guru, atau teman  saat  sang anak menghadapi masalah yang merugikannya maka  dengan mudah ia akan  berkata “LUPA.“ Dengan demikian  dirinya  akan dengan mudah  terhindar  dari konsekuensi  yang  akan  diterimanya. Dari segi kognitif, seorang orator / pengkhotbah / juru dakwah bisa tiba – tiba “LUPA“ akan alur kalimatnya sendiri karena terganggu oleh  tepuk tangan jemaat yang tak diduganya.

Dunia Pendidikan, terutama Pendidikan Kristen tertantang untuk mendidik anak didik agar tidak terbiasa menggunakan kata LUPA dalam melaksanakan kewajiban mereka. Dunia Pendidikan adalah dunia yang lekat dengan kehidupan para siswa. Kebiasaan yang tidak baik harus segera dihilangkan karena akan menjadi penghalang untuk kemajuan siswa. Dengan bimbingan dan pengarahan yang baik ketika proses belajar berlangsung, maka kata LUPA niscaya akan menjadi jarang diucapkan untuk membela suatu kelalaian yang mereka lakukan.

Kemungkinan kita akan tersenyum jika kita melihat tayangan sebuah iklan di TV di mana seseorang yang sudah berjanji dan kemudian diminta oleh temannya untuk menepatinya menjawabnya dengan kata LUPA. LUPA juga menjadi alasan yang mujarab  untuk  sementara menghindari pertanyaan yang tak diinginkan. LUPA itu manusiawi karena ingatan manusia yang terbatas. Oleh karena itu sebagai manusia,  kita tidak bisa menghindari kodrat tersebut. Namun, kita harus berupaya terus untuk melawan atau menerima LUPA tersebut .         

Tapi ada satu hal yang tidak pernah meLUPAkan kita sama sekali yaitu ALLAH yang menciptakan alam semesta ini dan segala isinya termasuk  diri kita, manusia. Coba seandainya ALLAH LUPA dengan kita, sudah seperti apa kita sekarang ini? Janji dan  Kasih Allah yang nyata sudah kita rasakan dari perjalanan hidup kita sampai sekarang ini, sebagaimana  tertulis dalam Yes 49:15, “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” Janji Allah yang membuat kita terpesona adalah  “Aku sekali – kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali – kali tidak akan meninggalkan engkau (Ibrani 13 : 5b). Pesona dari janji Allah yang lain “Dahulu aku muda , sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta – minta roti”  ( Mazmur 37 : 25 ). Pesona janji Allah yang membuat kita lebih heran lagi “Sebab Aku ini mengetahui rancangan – rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan , untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan ( Yeremia 29 : 11 ).

Yang   LUPA  perlu diingatkan

Yang  TIDAK TAHU  perlu diberitahu

Yang  SENGAJA  MELUPAKAN  dan  TAK  MAU  TAHU  biarkanlah  berlalu

           


Hotma Siregar, S.Pd.

Guru SMA Kristen Makedonia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update