Kamus umum Bahasa Indonesia menyebut “lupa” sebagai lepas dari ingatan atau tidak dalam ingatan lagi. Apakah ada di antara kita yang tidak pernah lupa akan suatu hal? Atau dapatkah kita menghadapi mereka yang ada dalam situasi lupa? Atau apakah lupa bisa menjadi siasat? Pengalaman anak – anak jika dengan orang tua, guru, atau teman saat sang anak menghadapi masalah yang merugikannya maka dengan mudah ia akan berkata “LUPA.“ Dengan demikian dirinya akan dengan mudah terhindar dari konsekuensi yang akan diterimanya. Dari segi kognitif, seorang orator / pengkhotbah / juru dakwah bisa tiba – tiba “LUPA“ akan alur kalimatnya sendiri karena terganggu oleh tepuk tangan jemaat yang tak diduganya.
Dunia Pendidikan, terutama Pendidikan Kristen tertantang untuk mendidik anak didik agar tidak terbiasa menggunakan kata LUPA dalam melaksanakan kewajiban mereka. Dunia Pendidikan adalah dunia yang lekat dengan kehidupan para siswa. Kebiasaan yang tidak baik harus segera dihilangkan karena akan menjadi penghalang untuk kemajuan siswa. Dengan bimbingan dan pengarahan yang baik ketika proses belajar berlangsung, maka kata LUPA niscaya akan menjadi jarang diucapkan untuk membela suatu kelalaian yang mereka lakukan.
Kemungkinan kita akan tersenyum jika kita melihat tayangan sebuah iklan di TV di mana seseorang yang sudah berjanji dan kemudian diminta oleh temannya untuk menepatinya menjawabnya dengan kata LUPA. LUPA juga menjadi alasan yang mujarab untuk sementara menghindari pertanyaan yang tak diinginkan. LUPA itu manusiawi karena ingatan manusia yang terbatas. Oleh karena itu sebagai manusia, kita tidak bisa menghindari kodrat tersebut. Namun, kita harus berupaya terus untuk melawan atau menerima LUPA tersebut .
Tapi ada satu hal yang tidak pernah meLUPAkan kita sama sekali yaitu ALLAH yang menciptakan alam semesta ini dan segala isinya termasuk diri kita, manusia. Coba seandainya ALLAH LUPA dengan kita, sudah seperti apa kita sekarang ini? Janji dan Kasih Allah yang nyata sudah kita rasakan dari perjalanan hidup kita sampai sekarang ini, sebagaimana tertulis dalam Yes 49:15, “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” Janji Allah yang membuat kita terpesona adalah “Aku sekali – kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali – kali tidak akan meninggalkan engkau (Ibrani 13 : 5b). Pesona dari janji Allah yang lain “Dahulu aku muda , sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta – minta roti” ( Mazmur 37 : 25 ). Pesona janji Allah yang membuat kita lebih heran lagi “Sebab Aku ini mengetahui rancangan – rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan , untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan ( Yeremia 29 : 11 ).
Yang LUPA perlu diingatkan
Yang TIDAK TAHU perlu diberitahu
Yang SENGAJA MELUPAKAN dan TAK MAU TAHU biarkanlah berlalu
Hotma Siregar, S.Pd.
Guru SMA Kristen Makedonia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar