Notification

×

Sekedar Menjadi Guru Atau Guru Yang Terus Menjadi

Selasa, 23 Juni 2020 | 21.07.00 WIB Last Updated 2020-06-24T04:07:13Z
Pada tanggal 25 November lalu, bangsa Indonesia merayakan Hari Guru Nasional. Guru … Jika mengingat ketika di sekolah dasar dulu, saya hanya mengingat beberapa guru. Dua guru yang paling saya ingat adalah, guru yang selalu menagih uang buku yang dia jual secara paksa, padahal saya orang yang tidak mampu, dan yang kedua adalah guru yang selalu memarahi murid-muridnya ketika kami salah, dua guru ini mewakili dua rasa yang tertanam pada diri saya sebagai siswa pada saat itu, yaitu rasa malu (minder) dan rasa hormat. Cerita ini berlaku juga ketika saya duduk di bangku SMP dan SMA. Guru-guru yang apa adanya dan memiliki karakter yang khas ternyata lebih mudah dikenang, baik kebaikan atau kekurangannya. Tetapi guru yang hanya sekedar guru, saya benar-benar lupa bagaimana orangnya.
Sekarang saya menjadi guru, lima tahun pengalaman dan perenungan , membuat saya berpikir betapa penting dan beratnya tugas seorang guru. Seorang guru mendapat kepercayaan untuk memanusiakan manusia, tetapi jika seorang guru hanya berpikir tentang dirinya ataupun untung rugi menjadi seorang guru, maka rusaklah pengajarannya, dan murid-muridnya akan mendapatkan teladan yang salah.
Guru-guru yang malas tidak akan mau berkembang, anti akan perubahan dan kemajuan , dan malas berlomba-lomba dalam berkarya, sehingga terciptalah generasi-generasi lemah, malas , dan bermental payah.
Seharusnya seorang guru harus terus belajar dan berkarya. Karena tidak ada guru super yang mengetahui segala hal, kalaupun seorang guru bisa menguasai ilmu yang diajarinya belum tentu guru tersebut memahami semua murid-muridnya. Guru-guru terus belajar bukan untuk mengimbangi siswa-siswi yang cerdas di kelas, tetapi seorang guru belajar untuk mengisi dirinya yang merupakan teladan dan sumber inspirasi positif bagi murid-muridnya.
Di era teknologi yang semakin maju dan bekembang, para pelajar bebas membuka dan mengakses banyak hal di internet, baik hal-hal positif maupun hal-hal negatif. Peran guru sangatlah penting dalam menjelaskan dan mengarahkan tentang informasi-informasi yang mereka terima .Tanpa mempelajari teknologi, bagaimana mungkin seorang guru mengajari murid-muridnya tentang baik dan buruknya suatu kemajuan, bahkan tidak sedikit para guru justru terjebak juga ke dalam candu media sosial , teknologi dan isu-isu palsu, karena hanya sekedar tahu.
Sadarilah kita sebagai guru memiliki banyak keterbatasan, tetapi keterbatasan ini adalah suatu potensi yang sangat baik, dengan keterbatasan tersebut, Guru akan mempunyai pilihan, apakah “hanya sekedar menjadi guru atau guru yang terus menjadi”, jika hanya sekedar menjadi guru, maka sulit untuk membuat perubahan, tetapi guru yang terus menjadi …guru yang terus gelisah dalam memberi makna kebahagian kepada murid-muridnya, maka perubahan demi perubahan akan terus terjadi.
Banyak berbicara akan teori tidak akan berpengaruh besar, tetapi menjadi teladan sebagai guru yang baik, akan menciptakan generasi yang besar. Seperti Yesus Kristus, yang memberi teladan akan kasih dan pengorbanan. Mari kita terus belajar.
×
Berita Terbaru Update