“Orang bijak belajar ketika mereka bisa. Orang bodoh belajar ketika mereka terpaksa.” -Arthur Wellesley- Menurut kutipan di atas, orang yang bijak tidak akan menunggu waktu-waktu tertentu untuk belajar. Mereka selalu haus akan ilmu pengetahuan dan berusaha mempelajari sesuatu yang baru setiap waktu. Sebaliknya, orang bodoh baru belajar ketika mereka dihadapkan dengan suatu kondisi yang membuat mereka tidak bisa mengelak lagi. Ilmu yang terserap pun tak maksimal karena hati mereka tak suka rela menerimanya.
Idealnya, seorang siswa datang ke sekolah dengan keadaan siap mengikuti pelajaran. Kesiapan yang dimaksud ialah siswa telah mempelajari setiap materi yang akan dibahas maupun menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Namun, fakta yang terjadi di lapangan, seringkali didapatkan siswa belum siap secara fisik dan mental dalam belajar. Biasanya siswa mempersiapkan diri dengan sangat baik pada saat akan diadakan tes tertulis (ulangan atau kuis). Saat mempersiapkan diri untuk ulangan, siswa menggunakan metode yang cukup populer di kalangan pelajar yaitu “sistem kebut semalam (SKS)”. Sehingga nilai siswa tidak mencapai ketuntasan belajar minimal (KBM) yang telah ditentukan. Selain itu, seringkali juga siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru dan meminta perpanjangan waktu dalam pengumpulan tugas.
Hal ini sangat miris apalagi terjadi pada siswa yang tinggal di sekolah berasrama dengan tugas (pekerjaan rumah) tidak sebanyak siswa yang bersekolah dan tinggal di rumah masing-masing. Yang menjadi permasalahan dalam hal ini ialah siswa tidak bisa membagi waktu untuk belajar, bermain dan melaksanakan piket di asrama. Siswa lebih banyak menghabiskan waktu luangnya untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Sehingga ini berdampak pada prestasi belajar siswa di sekolah. Hal sederhana yang dapat dilakukan siswa untuk dapat mengatur waktu dengan baik di asrama, antara lain:
- Membuat To Do List
Membuat daftar tugas yang akan dilakukan sangat bermanfaat untuk siswa yang membutuhkan konsentrasi tinggi, sehingga lupa akan batasan waktu yang dimiliki dan kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan.
- Setting Goals (Membuat Tujuan)
Menetapkan tujuannya belajar akan mempengaruhi motivasi belajar siswa di asrama dan di sekolah. Siswa akan termotivasi menyelesaikan tugas dengan sangat baik dan tepat waktu.
- Deciding Priority (Menentukan Prioritas)
Yang menjadi prioritas utama dalam dunia remaja ialah mencari jati diri dengan berkumpul bersama teman-teman. Anak-anak perlu dituntun untuk menentukan prioritas dengan bantuan orang tua dan guru. Dengan menentukan prioritas di asrama akan membantu siswa untuk menghindari kecenderungan siswa terlalu berkonsentrasi mengerjakan hal yang mudah dilakukan sehingga membuang waktu belajarnya.
- Jangan Menunda
Semakin sering kita menunda-nunda mengerjakan tugas sekolah dan asrama, seperti mengatakan “nanti” semakin menumpuk pula tugas yang harus diselesaikan. Dengan demikian, menunda pekerjaan akan berpengaruh pada hasil kerja yang tidak maksimal.
- Mengubah Pola Pikir
Pola pikir “belajar ketika ada tugas” harus dihindari oleh siswa. Kegiatan belajar dengan mengulang materi-materi yang telah dipelajari di sekolah dan mempersiapkan diri untuk materi esok hari akan membuat siswa memiliki kesiapan belajar yang baik.
Ketika siswa sudah bisa mengatur waktu dengan baik, maka ia akan bisa memanfaatkannya sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya dan tidak akan menyia-nyiakan waktu tanpa perencanaan, karena setiap detik yang terlewat tidak akan dapat terulang kembali. Seperti yang tertulis pada Efesus 5:15-17 “Karena, itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”.
Merrysna Nadeak, S.Pd., B.Ed
Guru SMPK Makedonia & Wali Asrama SMP Putri