Pelayanan anak sebenarnya bukan hanya berupa penjelasan tentang hal yang baik, melainkan lebih utama membawa mereka kepada perjumpaan iman dengan Yesus Kristus melalui berita Injil dengan bahasa yang dapat mereka mengerti, kemudian dibimbing untuk sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus dan mengaku percaya kepada Karya-Nya di kayu salib. Dengan demikian, kehadiran Roh Allah membuat perubahan baru dan akibatnya mereka lebih mudah untuk menerima nasihat, bahkan lebih gemar mendengar/beribadah dan mempelajari akan firman Tuhan.
Selama saya melayani anak, saya memperhatikan anak dari yang awalnya memiliki sifat kasar menjadi lembut, dari yang mudah marah menjadi tidak mudah marah, dari yang suka berkata-kata kotor menjadi berkata baik, karena setiap hari yang diutamakan adalah firman Tuhan. Firman Tuhan berkata di dalam Ams 1:7a, “takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.”
Firman ini tidak dibalik dan banyak orang yang merubah kalimat ini walaupun tidak secara langsung, tidak tersurat tapi tersirat melalui tindakan. Setiap lembaga pendidikan kalau kita mengamati, kebanyakan mendahulukan pengetahuan baru Tuhan dan ini salah. Karena anak yang pendidikannya tinggi jika tidak disertai dengan takut akan Tuhan maka anak itu bisa menjadi “penjahat.” Anak yang setiap hari dididik dengan kebenaran firman Tuhan pun masih sering kecolongan, apalagi pendidikan tanpa disertai dengan takut akan Tuhan.
Menyadari bahwa anak adalah ciptaan Tuhan yang berdimensi lahir dan batin; serta berdimensi Individual dan sosial, maka pendekatan kita dalam menumbuh kembangkan watak anak tentu bersifat kompleks. Kita tidak boleh menekankan satu macam pendekatan saja seperti hanya dengan pendekatan intelektual atau pendekatan sosial.
Semua pendekatan itu penting, dan yang paling mendasar adalah perlu pembaharuan rohani (batin) dari anak itu sendiri. Ingat, pendidikan anak dalam hal iman adalah tanggung jawab utama orangtua. Jadi jika ingin menekankan pendidikan iman kepada anak, gereja harus memberi perhatian khusus kepada orangtua supaya mereka berperilaku sebagai agen pendidikan moral dan nilai hidup bagi anak-anak mereka, sehingga anak pun tahu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik karena orangtua menjadi teladan bagi si anak.
Salam,
Pdt. Arosokhi Laoli
Gereja Reformasi Indonesia Tubang Raeng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar