Pada saat kita mendengar kata “Penataan,” maka kita langsung berpikir kepada cara menyusun sesuatu. Sedangkan “pembelajaran” merupakan proses belajar mengajar yang tercipta karena adanya interaksi antar guru dan siswa. Penataan di dalam pembelajaran adalah suatu proses pengaturan atau penyusunan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Penataan yang akan dibahas pada topik ini adalah penataan terhadap objek dan subjek menurut pandangan kristiani. Penataan terhadap objek yaitu penataan pada kondisi kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, maka dari itu dalam hal ini perlu memperhatikan penataan ruang kelas. Kelas yang ditata dengan rapi dan menarik membuat siswa lebih mudah menerima pelajaran dan bersikap positif sehingga meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
Penataan terhadap subjek yaitu berbicara mengenai konteks hubungan antara guru dengan siswa atau sebaliknya. Selain hal itu, hal ini dapat juga berupa hubungan antar komunitas belajar, hubungan dengan orang tua dan yang terutama adalah hubungan pribadi dengan Tuhan. Untuk menata hubungan antar guru dan siswa atau sebaliknya diperlukan kerendahan hati, kepercayaan diri, dan ketegasan. Siswa akan dengan senang hati menerima pujian, namun juga harus mau dengan rendah hati menerima teguran dan nasihat. Guru juga harus bersikap rendah hati untuk mau mendengarkan masukan dari para siswa. Guru dapat bersikap tegas apabila menemui siswa yang melakukan penyimpangan.
Penataan yang dilakukan dalam komunitas belajar menekankan bahwa Tuhan menciptakan semua orang unik supaya mereka dapat mengaktualisasikan karunia dan pengalaman serta wawasan kepada komunitas tersebut (Roma 12:5-8). Salah satu tujuan dari penataan adalah menciptakan kedisiplinan. Melalui kedisiplinan, siswa harus dapat menyadari kemulian Tuhan (Ibrani 12). Guru harus menjelaskan kepada siswa bahwa Tuhan telah menata dunia beserta isinya dengan sangat sempurna dan penuh keteraturan. Namun, akibat dosa manusia dunia menjadi tidak teratur lagi, sehingga demikian juga dengan pendidikan. Sebagai guru Kristen, pusat dari segala bentuk pendidikan adalah Tuhan Yesus dan berorientasi pada siswa dan guru sebagai media pengajaran, sehingga memerlukan hikmat dari Tuhan untuk mengembalikan keteraturan yang sudah rusak akibat manusia jatuh ke dalam dosa.
Masalah yang harus dipertimbangkan dilihat dari pendekatan pedagogi dan kurikulum, yaitu pendekatan seperti apa yang guru akan terapkan dalam menata kelas dan hubungannya dengan hidup kristiani, sampai pada akhirnya mengacu pada kurikulum apa yang akan guru terapkan dan apa orientasinya.
Pendekatan yang terbaik yang guru harus lakukan yaitu, berlandaskan pandangan alkitab. Bahwa pengetahuan bersumber dari Wahyu Tuhan, meliputi semua aspek menusia, bukan hanya kecerdasannya, sehingga membuatnya bertanggung jawab, melayani, dan memberi respon. Kurikulum yang guru kristen terapkan adalah kurikulum yang berlandaskan pada komitmen dan karakter. Orientasinya adalah mengacu pada hidup kristiani yang berlandaskan dalam tiga perintah, yaitu Tuhan Yang Menciptakan dan memberi perintah pada manusia untuk menjaga dan melayani, amanat agung menuntut guru menantang siswa untuk menyerahkan hidup pada Yesus Kristus dan memahami implikasinya, dan orientasi kurikulum Kristen mengembangkan pengetahuan yang mengarahkan siswa menjalankan pelayanan aktif.
Jadi, guru yang efektif adalah guru yang sanggup menghadirkan suasana yang teratur di ruang kelas, membuat suasana belajar mengajar menjadi menyenangkan bagi para siswa dan menciptakan satu komunitas yang utuh di dalam Kristus yang saling mengasihi, peduli, dan dapat membuat rasa nyaman saat proses belajar mengajar.
Elveria Novi Situmorang, S.Pd.
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum Sekolah Kristen Makedonia