Notification

×

Merdeka Dalam Pendidikan Digital

Selasa, 23 Juni 2020 | 00.28.00 WIB Last Updated 2020-06-23T07:31:14Z

Indonesia adalah negara yang besar dengan luas daratan 1.922.570 km², luas perairannya 3.257.483 km², memiliki populasi sekitar 237 juta, dan jumlah suku 1.331 (BPS 2010) Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia. Indonesia baru saja merayakan Hari Ulang Tahun kemerdekaan yang ke 74 tahun. Presiden Joko Widodo memberi tema perayaan kemerdekaan ini “SDM UNGGUL INDONESIA MAJU”. Melalui tema ini, beliau secara tidak langsung menyampaikan pesan bahwa pada saat ini Indonesi memiliki Sumber Daya Manusi (SDM) yang belum memadai untuk bersaing dengan negara-negara lain, misalnya saja bila dibandingkan dengan Negara Malaysia, atau Singapura. Karena itu guna mengejar ketertinggalan negara kita dalambidang SDM maka salah satu metode yang tepat untuk menjadi solusinya adalah melalui peningkatan kualitas pendidikan Indonesia yang luas ini, dengan kondisi pembanguana insprastruktur (jalan) yang belum sampai menembus pedalaman/ujung Indonesia, ditambah pula dengan kekurangan tenaga guru di banyak sekolah-sekolah didaerah pedalaman, kondisi tersebut membuat kesenjangan yang tinggi antara pendidikan di kota dan di desa (pedalaman), hal tersebut berdampak pada kesenjangan SDM di Indonesia. Guna memecah masalah ini, maka diperlukan terobosan teknologi untuk melakukan pemerataan kualitas pendidikan.

Pada saat ini teknologi dalam bidang pendidikan adalah satu keharusan bagi pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia. Mengingat Indonesia adalah satu negara yang luas dan terdiri dari ribuan pulau. Sangat tidak mungkin jika pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dilakukan secara konvensional tanpa bantuan teknologi.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas maka perlu dilakukan reformasi pendidikan, misalanya dari sisi administrasi, metode mengajar, politik, sosial budaya dll. Diantaranya yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan kedepan tidak lagi menyita banyak waktu guru-guru dengan urusan administrasi mengajar, dimana urasan administrasi tersebut tidak banyak memberikan manfaat perubahan pada ketermapilan siswa dalam memecah masalah yang mereka hadapi sehari-hari, kini diharapkan guru lebih banyak menyediakan waktu guna menolong para siswa/I dalam menemukan pemecahan masalah-masalah yang menghambat mereka dalam belajar, kalaupun ada administrai maka paling banyak waktu yang disediakan 10 %, sedangkan 90 % nya fokus pada menolong siswa.

Artinya yang mau Saya sampaikan adalah secara umum guru-guru saat ini menggunakan waktunya lebih banyak mengerjakan administrasi yang dituntut lembaga, sedangkan untuk menolong siswa hanya menggunakan sisa waktu setelah mereka mengerjakan administrasi. Saat ini pendidikan Indonesia harus menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada, khususnya memasuki Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 yang bertumpu pada sistem dunia siber dan teknologi digital. Disini cara belajar perlu segera bertransformasi dari komvensional menjadi bergaya digital.

Di era digital ini diharapkan dapat mengurai kerumitan masyarakat Indonesia khususnya dibidang pendidikan sehingga proses-proses perubahan yang hanya berfungsi ritual, kini memberi harapan untuk menjadi Indonesia baru yang dapat memberi perubahan pada tatanan politik yang dapat memecahkan berbagai persoalan sosial ekonomi, kesenjangan, permusatan pembangunan, kemiskinan dan pengangguran, pengembangan mekanisme pasar. Karena itu visi era digital saat ini bukan berarti meniadakan cara-cara mendidik dengan metode lama yang sudah dianggap epektif, namun lebih pada penyesuaian zaman, dimana peluang yang sama bagi seluruh masyarakat terkhussus mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Merdeka!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update