Notification

×

Mendidik Anak Di Tengah Keluarga

Senin, 22 Juni 2020 | 08.38.00 WIB Last Updated 2020-06-22T15:38:17Z
Di zaman sekarang ini, di mana dunia semakin maju dan modern, orang tua perlu memperlakukan anak dengan hati-hati. Sering kita lihat kejadian seorang ibu sibuk bekerja di rumah seperti mencuci, memasak, mengepel dan bahkan membereskan kamar anaknya, sementara sang anak sibuk dengan permainan di gadgetnya. Ketika mereka diminta untuk membantu ibunya, ada saja alasan yang diberikan. Tidak ada waktu, malas dan berbagai alasan lainnya. Lebih parah lagi, ada yang merajuk, dan cuek, ada pula yang pergi. Padahal hanya diminta untuk menutup kran air di dapur. Bahkan kadang ada anak laki-laki yang tidak mau melakukan pekerjaan yang dilakukan anak perempuan. Tidak macho katanya, perasaan terbebani, dsb.
 
Budaya anak menjadi ‘raja’ semakin meluas sekarang ini. Untuk apa? Karena mereka belum merasakan belajar untuk bekerja sejak kecil. Banyak pasangan yang terlalu sayang kepada anak-anaknya. Keinginan anak-anak semua diikuti. Mereka tidak diajarkan memahami kesulitan demi kesulitan yang dihadapi orang tua mereka. Ya, orang tuanya kaya dan ingin anak menjadi sukses. Hal ini tidak mudah. 

Bila orang tua diberi saran agar tidak memanjakan anak Anda, inilah jawaban mereka:
“Tidak apa-apa mereka masih anak-anak.” “Jangan biarkan anak laki-laki mengerjakannya, seperti pelayan saja.” Jika begini alasannya, maka orang tua bersiaplah untuk menjadi “budak” bagi anak-anaknya di masa tua nanti. Tidak hanya itu, ada anak-anak sudah menikah masih menyusahkan orang tuanya untuk membereskan barangnya. Hal ini banyak terjadi, dan kita sendiri telah berkali-kali telah melihat dengan mata kepala sendiri.

Hal ini telah terjadi di dunia sekarang ini. Pakaian anak dan mantu masih ibunya yang mencuci, mau makanpun ibu yang memasak. Anak-anak yang tidak dididik dengan melakukan pekerjaan sejak kecil, mereka akan canggung melakukannya saat mereka telah dewasa. Kalau sudah terjadi demikian, mereka melakukannya kurang tulus dan terpaksa saja. Mereka akan melakukannya hanya pada saat disuruh. Oleh karena itu perlu dilatih terus menerus.

Kita tidak ingin orang tua menghukum anaknya. Orang tua harus sadar mulai dari anak-anak usia 2 tahun mereka perlu dipelihara dan dididik menjadi orang yang mandiri dan perduli dengan sekitarnya, mengarahkan mereka melakukan sesuatu, kadang seperti memaksanya, padahal semua itu demi kebaikan anak di masa depannya. Sekalipun anak kita laki-laki di rumah tetap harus belajar pekerjaan rumah, agar kelak setelah mereka dewasa bahkan mereka berumah tangga dapat membantu pekerjaan rumah tangga dan tidak mengandalkan yang lainnya.
- Jangan terlalu manjakan!
- Ajar mereka banyak kerja keras sejak kecil!
- Ajari mereka tentang pekerjaan rumah!
- Ajari mereka arti hidup, memupuk kesadaran di dalamnya!
- Ajari anak perempuan untuk bekerja membersihkan, memasak, mencuci, pakaian dan berbagai pekerjaan rumah!
- Ajari anak perempuan senang kebersihan, terutama kebersihan pribadi!
- Ajari anak laki-laki mulai terbiasa membantu pekerjaan rumah.
- Ajari anak laki-laki juga melakukan pekerjaan seperti memperbaiki pipa air, memperbaiki atap rumah, menebang pohon dan masih banyak lagi
- Kalau perlu pada anak laki-laki juga diajari melakukan pekerjaan anak perempuan, seperti
memasak, mencuci. Tidak ada salahnya, tetapi ini akan menjadi bonus sebagai orang dewasa.
Ajarkan dan didik mereka dengan cinta tapi perlu ketegasan dan pastikan mereka mengikuti instruksinya. Biarkan anak dididik sebagai budak, jangan sampai bila mereka besar menjadi “raja” dan yang paling ditakuti , berubah menjadi anak durhaka yang dibenci Allah.
Semoga bermanfaat!
Anny Widyastuti, S. PAK
Guru SMP Kristen Makedonia
×
Berita Terbaru Update