Minta maaf memang sulit dilakukan oleh orang dewasa karena hal ini menyangkut harga diri seseorang. Seperti yang dicontohkan di atas, bahwa orang lebih tua umurnya enggan meminta maaf kepada orang yang umurnya lebih muda. Mental yang seperti ini yang harus dihilangkan dan memulai kembali kepada generasi muda karena hal ini mengajarkan supaya mereka menjadi orang yang berani meminta maaf ketika melakukan kesalahan kepada orang lain saat melakukan tindakan-tindakan yang menyakitkan orang lain.
Mengajarkan “minta maaf” bukanlah hal yang mudah untuk diajarkan tetapi orangtua atau pun guru di sekolah sangat perlu untuk mengajarkan “minta maaf” kepada anak atau peserta didik. Hal ini mesti diajarkan secara spontan kepada anak atau peserta didik. Contohnya jika orangtua melihat anaknya melakukan kesalahan kepada temannya, ketika anak sedang bermain dengan teman-temannya dan mengucapkan kata yang tidak sopan kepada anak atau teman bermainnya, sebaiknya orangtua langsung menyuruh anak meminta maaf kepada temannya. Guru di sekolah juga harus melakukan hal yang sama yaitu meminta anak untuk meminta maaf kepada temannya jika ia melakukan kesalahan. Pengajaran langsung seperti ini akan tertanam di benak anak-anak karena mereka langsung mempraktekkannya, bahkan pengajaran seperti ini mudah diterima tanpa mengurangi harga diri mereka. Sebaiknya, guru di sekolah tidak membiarkan anak yang berselisih menyelesaikan masalahnya tanpa meminta maaf. Masalah harus diselesaikan dengan tuntas, yang melakukan kesalahan diminta untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf, yang tidak bersalah diajarkan juga untuk memaafkan temannya. Tanpa disadari jika kita sudah mengajarkan hal ini kepada anak maka dengan sendirinya anak akan melakukan hal yang kita ajarkan dalam kehidupan kesehariannya.
G. I. Juki
Gereja Reformasi Indonesia
PAUD Kristen Makedonia Peruan Dalam