Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi orang-orang yang bersifat homogen (maksudnya: orang-orang yang berasal dari bebagai daerah dan dari berbagai kalangan). Mereka yang tinggal di Asrama terikat suatu peraturan yang berlaku di Asrama yang bersangkutan.
Mereka yang tinggal di Asrama rata-rata umurnya sebaya, misalnya anak-anak. Pendidikan Karakter seperti apa yang dapat diperoleh bagi mereka yang tinggal di Asrama.
Siswa itu akan memperoleh, antara lain :
1. karakter kemandirian
2. jiwa kedisiplinan
3. kemampuan beradaptasi dalam pergaulan
4. pertumbuhan kerohanian dan karakter
5. pemahaman dalam bidang budaya
6. semangat dalam belajar
7. pemahaman tentang sopan-santun
8. cara hidup sehat
9. jiwa bergotongroyong, dan
10. kemauan dan kemampuan bertindak jujur Karakter kemandirian Tinggal di Asrama tidak sama dengan tinggal di Hotel, artinya semua harus dilakukan sendiri kecuali masak karena penghuni Asrama saat itu harus melakukan kegiatan utamanya, yaitu sekolah. Urusan menata dan membersihkan tempat tidur harus dilakukan sendiri dan pula mencuci pakaian juga harus dilakukan sendiri.
Bagi mereka yang sudah biasa melakukan di rumah masing-masing, tentu tidak ada masalah/keberatan, di sini karakter kemandirian dilatih bagi mereka yang belum/tidak biasa melakukan, sehingga mereka sedikit demi sedikit memahami dan mampu melakukan. karena siswa dari berbagai kalangan. Dengan demikian mereka ini saling belajar dalam suatu jangka waktu tertentu. Jiwa kedisiplinan Disiplin itu harus dilatih dan dibiasakan, tanpa itu tidak mungkin terlaksana, tentu melatihnya dari hal-hal yang kecil-kecil. Misalnya meletakkan tas sekolah d itempat yang sudah ditentukan.
Sebelum makan dilatih dan dibiasakan mencuci tangan dan sebagainya. Jiwa disiplin akan diperoleh dari latihan dan kebiasaan. Bagi seseorang yang tinggal di Asrama, memang harus melakukan latihan disiplin sesuai aturan yang berlaku. Latihan itu dimulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur lagi. Bangun tidur harus tepat waktu, berangkat sekolah tidak boleh terlambat.sekolah. Jika terlambat diberi pengarahan tentang manfaat disiplin tepat waktu. Pulang sekolah/kuliah sampai di Asrama harus tepat dan apabila terlambat harus memberitahu alasanannya. Hal ini harus dilakukan secara terus-menerus.
Waktunya belajar mereka juga harus belajar, saatnya istirahat/tidur juga harus istirahat tidak boleh mengganggu temannya Dengan demikan kebiasaan ini akan dibawa terus dalam kehidupan seterusnya. Kemampuan beradaptasi dalam pergaulan Di sini dimaksudkan mereka cepat menyesuaikan diri dalam bergaul, baik yang datang dari berbagai kalangan keluarga dikenakan aturan yang sama, pelayanan yang sama sehingga mereka harus saling menghormati, yang lebih tua harus membimbing adiknya dan adiknya harus menghormati kakaknya tidak pandang datangnya dari mana (dari pedesaan, dari metropolitan, dari keluarga pejabat maupun dari keluarga petani). Dengan demikian satu sama lain tidak ada kecanggungan dalam bergaul.
Pertumbuhan kerohanian dan karakter Sudah menjadi kewajiban dari Pembina/wali Asrama, yang dalam hal ini adalah Bapak/Ibu Asrama yang selalu mewajibkan siswa agar mengikuti kegiatan kerohanian dan kegiatan pembentukan karakter. Pemahaman dalam bidang budaya Kehidupan di Asrama dapat menumbuhkan berbagai pemikiran bagi penghuni Asrama, karena siswa dilatih untuk mengikuti segala tata tertib yang berlaku dan segala sesuatu yang menyimpang selalu diberi penjelasan serta diluruskan sebagaimana mestinya. Dengan berjalannya waktu, siswa akan tumbuh berbagai pemikiran yang positif. Perlunya budaya kemandirian, kerja keras, disiplin dalam segala kegiatan yang dilakukan, saling toleransi dan hormat menghormati dalam pergaulan.
Semangat dalam belajar Dalam kehidupan di Asrama akan terjadi adanya persaingan yang positif dalam hal belajar. Di sini masing-masing penghuni Asrama akan berusaha sebaik mungkin dalam belajar dan dengan sendirinya bagi mereka yang kurang faham tentang suatu mata pelajaran dapat bertanya kepada temannya yang sama-sama tinggal di Asrama, Jadi, masing-masing penghuni Asrama akan terpacu dalam semangat belajarnya Pemahaman tentang sopan-santun Sopan-santun adalah merupakan aturan tidak tertulis dalam pergaulan di antara orang-orang dalam suatu kelompok. Siswa pada saat masuk Asrama akan diberi penjelasan tata cara tinggal di Asrama.
Aturan itu ada yang sudah disiapkan secara tertulis apa pula aturan-aturan yang tidak tertulis yang disepakati oleh mereka yang tinggal di Asrama. Cara hidup sehat Kehidupan di Asrama mulai bangun tidur pagi hari sampai tidur malam hari, ada ketentuan/aturan yang harus ditaati oleh semua penghuni Asrama. Bangun pagi tidak boleh seenaknya, saat makan pagi atau makan siang, makan malam juga harus dilakukan sesuai jadwal. Singkat kata, kehidupan di asrama serba teratur (karena memang diatur dan ada yang mengatur). Jadi, kebiasaan-kebiasaan yang sudah diatur sedemikian baik, tentu akan menjadikan mereka biasa dengan kehidupan yang sehat. Siswa yang pernah tinggal di Asrama tentu akan memperoleh hal-hal yang positif.
Jiwa bergotongroyong Tinggal di Asrama, selalu mereka tidak tinggal sendirian. Jadi, siswa yang biasanya di rumah hanya dengan kedua orang tuanya, atau bersama adik atau kakak, yang tentu saja dalam jumlah yang terbatas. Penghuni Asrama jumlahnya tidak seperti penghuni yang tinggal di rumah sendiri. Jiwa gotongroyong dalam kehidupan di Asrama memang harus diciptakan, yaitu segala kegiatan dan keperluan, mereka harus saling tolong-menolong, tidak ada yang namanya "ini bukan urusanku". Dengan adanya kebiasaan saling tolong-menolong, maka mereka akan tertanam jiwa kegotongroyongan. Kemauan dan kemampuan bertindak jujur Jujur adalah lurus hati, antara ucapan dan perbuatan yang dilakukan. Jujur adalah yang berhubungan dengan moralitas seseorang.
Untuk memiliki sifat-sifat kejujuran memang harus dimulai dari hal yang kecil-kecil. Kondisi untuk selalu mengatakan secara jujur/benar pada suatu hal yang kecil-kecil sangat dimungkinkan dalam kehidupan di Asrama. Kemauan untuk biasa berbuat jujur akan berkembang lebih baik. Di sini letak kebaikan memupuk kemauan untuk selalu berbuat jujur. Jadi, mendidik adanya kemauan untuk selalu jujur di lingkungan Asrama lebih menjamin daripada di lingkungan keluarga. Dengan demikian adanya kemauan untuk selalu berbuat jujur akan membuahkan kemampuan bertindak jujur.