Setiap manusia pasti menjalankan sebuah peran pada salah satu aspek atau bagian dalam kehidupannya masing-masing. Peran tersebut terikat pada sebuah tanggung jawab sesuai dengan keberadaan dan kedudukannya masing-masing, yang pada waktu tertentu harus dipertanggung jawabkan kepada manusia lain bahkan kepada Tuhan. Salah satu tanggung jawab tersebut adalah bekerja. Pekerjaan menjadi sebuah kewajiban sekaligus tuntutan agar setiap manusia yang melaksanakannya, dapat menerima hak sebagai seorang pekerja pada waktu yang ditentukan.
Salah satu kekurangan yang seringkali dijumpai adalah seorang pekerja yang tidak benar-benar paham akan batasan tanggung jawab atau beban tugas yang harus dilaksanakannya. Adanya batasan pekerjaan dalam bekerja bukanlah untuk membuat para pekerja mengerjakan tanggung jawabnya dengan secukupnya melainkan harus dapat menjadi tolok ukur untuk membuat target yang lebih dari batasan yang ditentukan. Itulah yang akan menentukan kualitas sang pekerja dalam menjalankan tugasnya.
Seharusnya bekerja yang berkualitas adalah bukan sebatas menyelesaikan tanggung jawab yang dibebankan kepada sang pekerja, melainkan mampu mengerjakan lebih dari tanggung jawab yang diterimanya. Dengan demikian hasil yang ditunjukkan selalu dapat memberikan kepuasan serta menimbulkan kekaguman bagi pihak yang menuntut tanggung jawab tersebut. Pada akhirnya juga akan mengembalikan dampak positif bagi sang pekerja yang dengan kesungguhan hati menjalankan tanggung jawab tersebut. Jadi, apa yang dikerjakan justru membuat sang pekerja menjadi manusia yang lebih dan semakin berkualitas. Kualitas kerjanya sangat nyata, tidak hanya bagi pihak diluarnya terlebih bagi dirinya sendiri.
Hanya saja semua itu bukan hal yang mudah untuk terjadi. Kenyataannya, kebanyakan manusia hanya menjadi pekerja, bukan sang pekerja, yang hanya karena memenuhi tuntutan tanpa adanya kesungguhan atau dedikasi terhadap tanggung jawab sebagai pekerja tersebut. Oleh sebab itulah, walaupun selesai hasil dengan nilai maksimal, yang juga ditentukan dari kepercayaan dirinya sendiri, tetapi hasil tersebut tidak dapat memberikan timbal balik yang cukup baik bagi dirinya sendiri. Sehingga ia pun tidak dapat sungguh-sungguh menikmati kehidupan pekerjaanya tersebut, dan pada akhirnya bekerja hanya menjadi beban yang seolah-olah tidak ada ujung dan tidak ada habisnya.
Faktor lain yang menjadi penyebab dari minimnya pekerja bekerja berkualitas adalah karena tidak terbiasanya mensyukuri pekerjaan yang telah dimilikinya, ditambah lagi dengan tidak adanya ketulusan hati dalam mengerjakan tanggung jawab tersebut. Kecenderungan yang tampak dari si pekerja adalah selalu berusaha mengutamakan hak sebelum ia tuntas menjalankan kewajiban. Selalu berkeinginan untuk mendapat lebih tetapi sangat enggan bekerja lebih. Selalu memastikan keuntungan yang akan didapat dan terus menerus membuang banyak waktu untuk mempertimbangkan keseimbangan dengan beratnya pekerjaan yang akan dilakukan. Sehingga akhirnya bekerja hanya bertujuan selesai tanpa melihat kualitas hasil pekerjaannya.
Tindakan yang harus dilakukan agar dapat terhindar dari menjadi hanya sekedar pekerja adalah dengan selalu bercermin pada diri sendiri, pengalaman-pengalaman yang telah dialami menjadi guru yang paling berharga untuk meningkatkan kualitas diri menjadi sang pekerja sejati. Kualitas yang tepat tidak hanya untuk membuat kesenangan bagi pihak luar, tetapi terlebih lagi harus dapat membuat kebahagian bagi sang pekerja yang menjalaninya. Di atas semuanya itu apapun yang dikerjakan semestinya dapat menjadi kebanggaan di mata Tuhan, maka hasil dari tanggung jawab pekerjaan yang dilaksanakannya niscaya akan senantiasa sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan. Sebab hanya Dia yang tahu apa yang terbaik bagi anak-anakNya yang bekerja dan memenuhi tanggung jawab dalam setiap aspek kehidupannya secara berkualitas dengan selalu mendahulukan dan mengutamakan Tuhan.
Seven Simamora, S.T
Kepala Sekolah SMA Kristen Makedonia