Injil Matius 12:1-8, menceritakan tentang Murid-Murid Tuhan Yesus yang memetik gandum pada hari sabat. Hari sabat merupakan hari “istirahat” atau berhenti bekerja, hari Sabat menurut tradisi Yahudi adalah hari dimana orang beribadah kepada Tuhan. Namun dalam bagian ini kita tidak akan membahas tentang hari sabat tersebut. Tetapi kita akan belajar dari sisi lain dari percakapan antara Tuhan Yesus bersama orang Farisi yang berkaitan denga thema kita di atas yaitu “Kritis dan Kreatif”.
Tuhan Yesus sebagai Guru yang selalu kritis dalam menyampaikan pengajaran dan kreatif dalam metode mengajar, menekankan keselarasan antara pengajaran dan perbuatan. Dia sering mengkritis pengajaran orang Farisi, yang tidak sejalan dengan perbuatan mereka. Pada bagian ini, tampaknya Dia dikritisi oleh orang Farisi (ay 2), karena murid-murid-Nya yang memetik gandum pada hari Sabat (ay 1), perbuatan para murid dianggap tidak wajar, karena dinilai mencidrai hari Sabat. Dari kamunikasi ini, kita dapat belajar nilai-nilai kritis dan kreatif yang Tuhan Yesus tunjukan dalam memberi tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan kepada-Nya (ay 3-8).
Jika peristiwa di atas ditarik dalam konteks thema yang kita bahas pada saat ini yaitu “ Kritis dan Kreatif”, kira-kira apa jawaban kita terhadap pertanyaan yang dilontarkan oleh orang Farisi? Atau malah kita melakukan hal yang sama seperti orang Farisi kepada Tuhan? Sebagian orang berpendapat bahwa sikap kritis adalah egois atau tidak mau kalah. Menurut Gede Putra “berpikir kritis adalah kemampuan memberi alasan secara terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu alasan secara sistematis”. Dan Kreatif adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memahami dan memecahkan masalah dengan cara yang baru dan unik. Berdasarkan pembahasan di atas, maka setidaknya kita dapat menyimpulkan beberapa ciri sikap kritis dan kreatif di bawah ini:
Sikap kritis :
- Memberi respon terhadap sesuatu dengan penuh pertimbangan.
- Bertujuan memperbaiki kesalahan atau kekeliruan.
- Bertujuan menganalisa persoalan secara sistematis.
- Menyampaikan kebenaran.
- Bersikap cermat, jujur, adil.
Sikap kreatif :
- Memiliki kepekaan terhadap masalah yang muncul.
- Selalu memiliki ide baru dalam memecah masalah, bukan mengimitasi ide orang lain.
- Ide-ide baru yang ditawarkan atau digunakan selalu tepat dan berguna bagi orang lain.
- Mendapat pengakuan dari kelompok maupun masyarakat umum.
Dari ciri-ciri sikap kritis dan kreatif di atas, maka kita dapat mengatakan bahwa percakapan Tuhan Yesus dengan orang Farisi tersebut, sangat menolong kita untuk memahami arti hidup kritis dan kreatif. Sebagai pengajar atau pelajar, sikap kritis dan kreatif merupakan dua hal yang harus dimiliki. Sebab tanpa modal kritis dan kreatif, para pelajar akan mudah dibohongi, ditipu, dan sulit menghadapi persaingan.
Proses berpikir kritis dan berpikir kreatif sangat erat sekali dengan ilmu pengetahuan. Keduanya harus dimulai dengan takut akan Tuhan (Amsal 1:7) yang menjadi dasar bagi kita untuk mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman mengenai persoalan-persoalan yang muncul di permukaan atau yang sedang dipikirkan. Mengkritisi setiap persoalan yang dihadapi merupakan proses meningkatkan pemahaman yang dapat memunculkan kreatifitas dalam solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Sehingga dalam proses ini seseorang mengerti tentang persoalan yang dihadapi atau dipikirkannya.
Untuk memulai berpikir kritis dan kreatif cara yang paling ampuh adalah menerapkannya kedalam tindakan atau mengaplikasikannya. Kalau kedua sikap tersebut belum bisa di aplikasikan pada kehidupan nyata, maka haltersebut sia-sia karena tidak memiliki manfaat bagi kehidupan, yang artinya kita belum mengetahui dengan benar mengenai pentingnya sikap kritis dan kreatif. Berlandaskan pemahan tersebut maka kemampuan untuk tetap kritis dan kreatif yang benar adalah diperkuat melalui kemampuan merealisasikannya dalam tindakan-tindakan.
Jika langkah seperti di atas dapat dilalui, maka kelanjutan yang perlu ditingkatkan adalah menganalisis pokok-pokok pemikiran tersebut. Menganalisis berarti memilah-milah informasi kedalam sub-sub pokok pikiran berdasarkan jenis prioritasnya, kemudian mengorganisir, menyusun konsep, dan menciptakan hal baru yang dikembangkan dari yang sudah ada.
Dan yang tidak kalah penting dari sikap kritis dan kreatif adalah evaluasi. Jika kita menemukan kebenaran didalamnya, maka tuntaskan apapun tantangannya. Jika tidak benar, maka harus kembali ke langkah awal dengan sasaran dan tujuan yang tetap benar. Ingatlah, jangan mengerjakan sesuatu dengan motifasi yang tidak benar, karena akan menghasilkan buah yang tidak benar. ( Yeremia)