Manusia merupakan salah satu ciptaan Tuhan yang paling unik, karena manusia selain memiliki tubuh fisik, selain itu manusia juga diperlengkapi Tuhan dengan akal dan budi. Artinya manusia memiliki kecerdasan untuk dapat memproses dan menganalisis setiap kejadian. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering beranggapan bahwa kecerdasan manusia berkaitan dengan bidang akademik saja, yang pada umumnya hanya berhubungan dengan kemampuan berhitung dan juga logika. Namun menurut Howard gardner, seorang tokoh pendidikan dan psikologi berkebangsaan amerika, kecerdasan manusia diklasifikasikan menjadi sembilan jenis kecerdasan. Kecerdasan yang dikemukakan oleh howard gardner meliputi; kecerdasan visual dan spasial, kecerdasan naturalis, kecerdasan musikal, kecerdasan logika matematika, kecerdasan eksistensial, kecerdasan interpersonal, kecerdasan kinestetik jasmani, kecerdasan linguistik, dan kecerdasan intrapersonal.
Dengan melihat beragamnya kecerdasan yang dimiliki oleh manusia ini, kita sebagai tenaga pendidik juga harus merubah cara pandang kita dalam melihat setiap anak-anak peserta didik, bahwa setiap mereka memiliki kemampuan yang berbeda-beda pada setiap jenis kecerdasan tersebut. Meskipun pada dasarnya setiap kita memiliki semua kecerdasan tersebut di dalam diri kita masing-masing. Sehingga sebagai guru kita ngak boleh langsung ‘menghakimi’ seorang siswa karena tidak lulus pada mata pelajaran yang kita ajarkan, maka siswa tersebut bodoh atau tidak cerdas, padahal anak tersebut sangat jago sekali bermain musik atau menari.
Kecerdasan yang siswa miliki itu unik dan beragam, sehingga setiap tenaga pendidik punya tugas untuk membantu siswa menemukan letak kecerdasan mereka, dan bukan malah ‘menghakimi’ mereka karena mereka tidak berhasil melakukan beberapa hal. Kita semua mahluk Tuhan yang berharga dimataNya. Bahkan alkitab sendiri yang mengatakan didalam Yesaya 43:4 “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu”. Tuhan melihat kita sebagai manusia yang berharga, sekalipun kita tidak memiliki semua kecerdasan yang dijelaskan sebelumnya. Sehingga sebagai guru pun kita juga harus punya cara pandang yang sama bagiamana Tuhan melihat kita begitu juga kita melihat murid-murid kita.
Jikalau kita tetap terus memaksakan seekor ikan untuk dapat memanjat sebuah pohon, maka ikan itu sepanjang hidupnya akan berpikir bahwa dia adalah mahluk yang paling bodoh. Begitu juga ketika kita mencoba untuk memaksakan setiap siswa mengerti pelajaran fisika, padahal mereka tidak memiliki bakat disana. Mereka tetap perlu belajar banyak hal, bukan dilarang, tetapi tetap saja manusia terbatas dan tidak mungkin untuk memiliki setiap kecerdasan yang ada. Artinya setiap guru cukup menolong mereka menemukan bakat dan minat nya, dan tidak perlu harus expert disemua bidang. Lalu kemudian menginspirasi mereka untuk mengerti bahwa setiap mereka berharga dimataNya Tuhan, sehingga tidak perlu minder atau malu untuk menjadi diri mereka sendiri.
Guru SMA Kristen Makedonia