Notification

×

Guru Jangan Pelit Memberikan Pujian

Senin, 22 Juni 2020 | 21.04.00 WIB Last Updated 2020-06-23T04:04:03Z

Manusia pada dasarnya ingin dipuji dan dihargai, tanpa memandang usia baik tua maupun muda, kaya atau miskin. Pujian yang didapatkan seseorang setelah melakukan suatu tindakan menjadikan orang tersebut merasa dihargai. Peserta didik adalah manusia sehingga senang jika dipuji. Namun kadang guru sulit atau bahkan lupa memberikan pujian sekalipun anak-anak kita melakukan tindakan yang pantas untuk mendapatkan pujian. Pujian yang diberikan pada saat atau momen yang tepat berpengaruh pada tingkah laku anak. Dalam proses belajar mengajar, kita sebagai guru diharapkan jangan sampai mengucapkan kata-kata yang kasar, karena dengan kata-kata yang kasar dapat mematahkan semangat belajar peserta didik kita.


Pujian yang guru berikan kepada peserta didiknya harus diberikan dengan antusias. Tunjukkan sikap dan gaya termasuk suara dan mimik wajah yang penuh kehangatan dan bukan dengan terpaksa. Berikan pujian segera setelah tingkah laku atau stimulus yang kita harapkan dilakukan oleh peserta didik. Jangan ditunda, jika kita menundanya maka pujian itu menjadi kurang berarti dan tidak efektif. Tetapi hal yang tidak kalah penting yang perlu dilakukan juga oleh guru adalah jika peserta didik kita melakukan perbuatan yang salah atau melanggar aturan maka kita perlu memberikan teguran atau menerapkan disiplin yang pantas dan wajar.


Pujian dapat diberikan melalui banyak hal misalnya dengan memberi pujian melalui kata-kata, penghargaan dan sebagainya. Misalnya: "bagus sekali, betul, pintar ya, seratus buat kamu, wah jawabanmu tepat sekali, waw kamu betul," dan lain sebagiannya. Pujian juga dapat diberikan atau diungkapkan melalui gerak. Misalnya: senyuman, acungan jempol, tepuk tangan dan lain-lain. Pujian dalam bentuk lain pun dapat kita berikan kepada peserta didik kita misalnya melalui komentar tertulis pada buku tugas, memberikan nilai pada pekerjaan atau tugas yang sudah diselesaikan oleh anak didik kita.


Dalam Kitab Matius 25:14-30 (Perumpamaan tentang talenta), Yesus menjelaskan dalam perumpamaanNya itu, mengenai tiga orang hamba yang dipercayakan untuk mengembangkan talenta. Yang seorang diberikan lima talenta, yang seorang dua talenta, dan yang seorang lagi diberikan satu talenta. Hamba yang mendapatkan lima dan dua talenta mengembangkan talenta yang diberikan kepada mereka masing-masing, sedangkan yang mendapatkan hanya satu talenta tidak berusaha untuk mengembangkannya. Di akhir kisah tentang perumpamaan tersebut, kedua hamba yang berusaha mengembangkan talentanya mendapatkan pujian dari tuannya, “maka kata tuannya itu kepada hambanya: baik sungguh perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu". Jelas ini adalah kata-kata pujian seorang tuan kepada hambanya yang menjalankan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab. Kedua hamba yang baik dan setia ini memang layak mendapatkan pujian atas perbuatan yang telah mereka selesaikan.


Jadi mari kita sebagai guru, orang yang dipercayakan mendidik dan mengajar para generasi bangsa ini, melakukan tugas kita dengan sungguh dan percayalah Tuhan Yesus pasti memuji apa yang kita lakukan.



Affu Elisabet Marsa Olla

Guru PAUD Kristen Makedonia

×
Berita Terbaru Update